Setelah sebelumnya saya menulis tentang kunjungan ke Obelix Sea View, kali ini saya ingin berbagi pengalaman lain yang tak kalah memesona — kunjungan saya ke Obelix Hills pada bulan Juli 2025 lalu. Masih di sekitar Yogyakarta, tempat ini menawarkan suasana yang berbeda: bukan deburan ombak, melainkan hamparan langit dan lembah yang menenangkan hati.

Perjalanan menuju Obelix Hills ditempuh dari pusat kota Yogyakarta. Sekitar 40 menit berkendara menuju arah Prambanan, kemudian berbelok ke jalan yang mulai menanjak. Udara perlahan menjadi lebih sejuk, dan di kejauhan tampak pemandangan perbukitan yang hijau. Lokasinya memang berada di ketinggian, tepatnya di Dusun Klumprit, Wukirharjo, Sleman — tidak jauh dari Tebing Breksi yang sudah lebih dulu populer.

Begitu sampai di area parkir, suasana langsung terasa berbeda. Desainnya kekinian, berpadu dengan lanskap alam yang terbuka. Tangga-tangga batu menuntun saya ke area utama, di mana panorama 180 derajat terbentang leluasa. Dari sini, saya bisa melihat Yogyakarta dari ketinggian — sebuah lukisan alam yang membuat siapa pun ingin duduk lebih lama dan diam sejenak.

Salah satu daya tarik utama di sini adalah The Swings dan Eagle’s Nest, dua spot foto favorit para pengunjung. Tapi bagi saya, daya tarik sejatinya bukan sekadar foto, melainkan rasa tenang yang muncul begitu mata memandang ke cakrawala.

Saya memilih duduk di kursi kayu menghadap barat, memesan secangkir kopi hitam, dan membiarkan diri larut dalam warna siang yang beranjak senja. Saat matahari mulai merunduk, langit berubah jingga. Di saat itu saya sadar, kadang kebahagiaan tak perlu dicari jauh-jauh, cukup hadir dan mensyukuri momen yang ada di depan mata.

Tips Menuju Obelix Hills
Jika Sobat JJS berencana menikmati keindahan serupa, berikut beberapa hal yang bisa diperhatikan:
1. Datang menjelang sore. Waktu terbaik adalah pukul 16.00–17.00, tepat sebelum matahari tenggelam.
2. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima. Jalannya menanjak dan berkelok, jadi periksa rem dan bahan bakar sebelum berangkat.
3. Gunakan alas kaki nyaman. Area tangga dan bebatuan cukup banyak.
4. Bawa jaket ringan. Angin sore di ketinggian bisa cukup menusuk.
5. Isi baterai kamera atau ponsel penuh. Setiap sudutnya layak diabadikan.
6. Datang lebih awal di akhir pekan. Antrean bisa cukup padat menjelang senja.

Harga tiket masuk berkisar Rp20.000–30.000, tergantung waktu kunjungan. Fasilitasnya lengkap: area parkir luas, musala, toilet bersih, serta restoran tematik dengan pilihan tempat duduk indoor maupun outdoor. Petugasnya ramah dan sigap membantu pengunjung.

“Hidup ini seperti mendaki ke Obelix Hills. Kadang menanjak, kadang berliku, tapi selalu ada pemandangan indah di puncaknya — bagi yang sabar menapaki.”