Suatu ketika seorang kawan kantor berkata.
“Tuh Kang JJS motornya pakai yang kayak gituh,” ujarnya sambil menunjuk motor Kawasaki yang ditunggangi seorang berseragam sekuriti.
“Hahaha, Nggaklah, Pak. Saya cukup dengan bebek biru ini,” jawab Saya sambil tergelak.
Saya sudah merasa nyaman dengan motor bebek Supra X 125 keluaran tahun 2005 yang sudah menemani selama 15 tahun. Entah berapa kilometer ia telah melaju. Walaupun sudah berumur, kondisi mesinnya masih oke sekali. Mungkin karena digunakan sendiri.
Perkataan kawan di atas mengingatkan saya akan pergumulan antara kebutuhan vs keinginan. Kebutuhan adalah semua barang ataupun jasa yang dibutuhkan manusia demi menunjang segala aktivitas dalam kehidupan sehari-sehari manusia tersebut. Sedangkan keinginan adalah segala kebutuhan lebih terhadap barang ataupun jasa yang ingin dipenuhi setiap manusia pada sesuatu hal yang dianggap kurang. Keinginan tidak bersifat mengikat dan tidak memiliki keharusan untuk segera terpenuhi. Keinginan lebih bersifat tambahan, ketika kebutuhan pokok telah terpenuhi.
Mungkin Bapak Sekuriti tadi menggunakan motor besar untuk menunjang pekerjaannya yang harus cepat. Saya jadi iseng membayangkan kalau saya yang naik motor itu, lelah kaki berdiri jinjit menahan keseimbangan kala berhenti. Apalagi hanya untuk keperluan ke depan beli gorengan.
Saya membayangkan betapa sedihnya jika berganti motor yang memiliki nilai historis ini. Endrayen dari Bandung via Puncak ke Pancoran Jakarta. Pernah menempuh perjalanan sendiri dalam sehari dengan rute: Pancoran – Rangkasbitung – Pantai Carita – Cilegon – Serang – Pancoran. Juga jatuh bersama karena menjejak lubang yang tertutup air kala hujan di tengah kegelapan malam, sehingga melanjutkan perjalanan 40 km dengan kecepatan 10km/jam karena pelek penyok.
Jadi, mau ganti motor sekarang? Rasanya itu masih keinginan. Eh, malah belum ada keinginan.