Atalia Praratya, mungkin bagi sebagian masyarakat agak asing dengan nama tersebut. Namun, ketika disebut dengan nama panggilan Bu Cinta, barulah sadar bahwa itu adalah sosok istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Ihwal asal muasal panggilan Bu Cinta, seperti dikutip dari detik.com, awalnya memang panggilan itu datang dari Kang Emil (Ridwan Kamil) yang dari dulu suka memanggil Cinta. Si Cinta, begitu. Akhirnya banyak yang tidak sengaja memperhatikan atau sering mendengar panggilan Si Cinta. Ternyata justru sekarang menjadi nama panggilan sehari-hari.

Saat ini, Atalia menjabat Ketua Umum Sekoper Cinta dan Ketua Tim PKK Jabar dan kerap mendampingi sang suami dalam kunjungan kerja. Alkisah, Jumat, 16 September lalu Kampus DAHANA mendapat kehormatan disinggahi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Kapolda Jawa Barat Irjen (Pol) Suntana beserta rombongan yang akan meresmikan Pameran Kreasi, UMKM dan Produk Agro di Desa Wisata Sidajaya Subang pada Jumat, 16 September 2022. Salah satu yang menarik perhatian adalah kehadiran Ketua TP PKK Jawa Barat Atalia Praratya, istri Gubernur Jawa Barat yang lebih dikenal dengan sebutan Bu Cinta.

Di sela-sela kunjungan tersebut, Saya sempat mendampingi Bu Cinta berkeliling Kampus DAHANA dan memberikan penjelasan terkait gedung yang mulai dibangun pada 2010 ini. Bu Cinta sendiri merasa kagum dengan bangunan unik Kampus Dahana. Menurutnya, suasana hijau yang ada Kampus Dahana seperti suasana di luar negeri.

“Ternyata di Indonesia ada bangunan yang unik dan keren seperti ini. Padahal industrinya bahan peledak,” ungkapnya takjub.

Nah, ngomong-ngomong KAMPUS DAHANA, ini merupakan bangunan yang mengusung konsep hijau dengan predikat platinum dari GBCI. Berdiri di atas lahan Kawasan Energetic Material Center seluas lebih dari 500 hektar, Kampus DAHANA yang juga dikenal dengan Kiblat Bahan Peledak Indonesia ini memiliki banyak fasilitas untuk menunjang kinerja perusahaan. Secara kasat mata, setiap pengunjung dapat melihat dan merasakan bagaimana gedung-gedung DAHANA terlihat hijau berbentuk bukit atau lebih tepatnya bunker, sehingga sering disebut sebagai bukit Teletubbies (film kartun anak-anak).

Saat masuk ke area perkantoran, pengunjung juga akan merasakan gedung yang hemat energi dalam pencahayaan dengan lebih banyak penggunaan cahaya alami, memiliki sistem pengelolaan air yang mandiri dengan memanfaatkan sungai sekitar, air hujan, dan air kondensasi AC. Bagian tengah Kampus Dahana terdapat auditorium dengan jaring-jaring pelindung tinggi menjulang.

Gedung ini telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh GBCI terkait pemenuhan standar green concept seperti standar tahan gempa, keamanan untuk kebakaran gedung, aksesibilitas penyandang cacat. Adapun fasilitas EMC yang mendukung green concept adalah Land Efficient, Energy Efficient, Water local & environmental friendly material, dan healthy indoor air. Kelebihan lainnya adalah, 80% material bangunan berasal dari dalam negeri, ditambah dengan adanya sertifikat ISO 14001 pada pabrik material bangunan tersebut dari 32% seluruh material bangunan.

Konsep greeen building yang diaplikasikan pada Kampus DAHANA ini sesuai dengan visi perusahaan untuk menjadi industri nasional yang terunggul dalam bidang bahan berenergi tinggi dengan menghasilkan barang dan jasa yang berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan.

Berkat segala usaha, gedung-gedung perkantoran DAHANA mendapatkan beragam apresiasi dari pemerintah dan lembaga-lembaga terkait, seperti Bangunan Gedung Hemat Energi dalam penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012, Gedung Hemat Energi kategori Gedung Baru dari Asean Energy Award 2013, dan Architecture Energetic Material Center dalam FutureArc Green Leadership 2013.