Ramadhan tahun ini Amzar bertekad untuk menamatkan puasanya. Begitu ucapnya beberapa hari sebelum bulan puasa Ramadhan tiba. Layaknya anak kecil lainnya, Amzar yang beranjak enam tahun ini begitu semangat menanti Ramadhan.

“Bi, bulan puasa berapa hari lagi?” tanyanya waktu itu.

“Satu hari lagi,” jawabku.

“Alhamdulillah, asyik mau puasa,” ujarnya dengan riang gembira.

Tuntunan agama mengajarkan pentingnya bergembira menyambut bulan Ramadhan. Seperti disabdakan Nabi, “Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”

Bulan puasa pun tiba. Cuaca kemarau dengan panas menyengat menjadi bumbu Ramadhan tahun ini. Rasa dahaga begitu terasa, terlebih ketika siang hari dengan posisi matahari tepat berada di atas kepala.

“Bi, magrib berapa menit lagi?” tanya Amzar masih dengan muka ceria.

“Kurang lebih enam jam lagi,” jawabku santai sambil tersenyum.

“Masih lama ya. Amzar main lagi ya,” ujarnya sambil meneruskan main baloknya.

Hingga sore hari, Amzar masih kuat berpuasa. Namun pertanyaan berapa menit laginya semakin sering ditanyakan. Puncaknya menjelang pukul lima sore.

“Berapa menit lagi, bi?” tanyanya dengan lunglai.

“Sebentar lagi, hanya 60 menit lagi,” jawabku.

Hoam, tak kuasa menahan kantuk, bocil itu pun tertidur di kursi.

Pada saat berbuka, tak terkira kegembiraan Amzar. Ia dan kakaknya begitu bersemangat menyantap tajil yang sudah disediakan sedari tadi. Begitulah, sudah sepatutnya kegembiraan hadir bersama hadirnya Ramadhan yang penuh kemuliaan.