Saat ini Saya sedang mengelola sebuah website bergenre berita positif. Saya beri nama potretbangsa.com dengan harapan informasi yang disajikan merupakan informasi positif tentang hal-hal yang berkontribusi terhadap kemajuan bangsa ini. Saat ini lebih banyak bercerita tentang kinerja BUMN.
Dalam beberapa kesempatan, Saya juga menerima siaran pers dari perusahaan maupun lembaga untuk dimuat di potretbangsa.com. Di samping keseharian Saya juga membuat siaran pers untuk lembaga tempat Saya bekerja saat ini. Berangkat dari hal tersebut dan hasil diskusi dengan beberapa teman media, ada beberapa catatan tentang fenomena yang mengemuka tentang siaran pers saat ini.
Pertama, masih cukup banyak pembuat siaran pers yang tidak menggunakan kaidah yang semestinya. Misalnya tidak lengkap dalam unsur berita 5W dan tidak menggunakan pola piramida terbalik khususnya untuk straight news atau feature dengan menempatkan semua informasi penting pada bagian awal, kemudian makin ke bawah memuat informasi yang kurang penting.
Kedua, ketinggalan menyertakan kutipan atau informasi pejabat yang akan dikutip dalam tulisan. Pengalaman Saya dan beberapa rekan di media online, pewarta online saat ini lebih senang dengan berita yang ‘sudah jadi’. Hanya perlu sentuhan sedikit kemudian naik tayang. Setiap hari, siaran pers yang masuk saling bersaing. Jika terlalu banyak PR, pewarta cenderung akan mengabaikannya.
Ketiga, pengiriman siaran pers lebih cepat menggunakan pesan instan seperti whats app. Ingat, siaran pers sebaiknya dikirim dalam bentuk teks dan beberapa gambar terpisah sebagai lampiran. Saat ini banyak pewarta yang bekerja menggunakan gadget sehingga mempermudah mereka dalam proses editing tulisan akan sangat membantu. Ukuran foto juga jangan terlalu besar, kecuali jika diperlukan size besar untuk versi cetak, biasanya pewarta akan memintanya secara khusus.
Keempat, judul yang panjang seperti kereta api. Tidak apa-apa sih, karena pewarta akan memangkasnya sesuai dengan selera. Namun, hal ini akan mengurangi ketertarikan awal pewarta terhadap siaran pers tersebut dan berpikiran, “Judulnya saja sudah panjang banget, bagaimana paragrap isinya kemungkinan besar akan bertele-tele.”
Semoga catatan singkat berdasarkan pengalaman ini bermanfaat. Biar bikin siaran persnya lebih seru, jangan lupa sambil ditemani secangkir kopi panas. Salam seruput kopi panas.