Sebuah kendaraan roda empat berwarna emas melaju sedang di jalanan beraspal jalur tengah Pulau Jawa. Jalan aspal mulus membuat laju kendaraan stabil dikecepatan 60 km/jam.
Tangan kirinya menekan tombol channel radio, hingga akhirnya gelombang radio tertangkap stabil. Terdengar suara Kyai sedang memberikan tausiyah yang tak lama kemudian diakhiri dengan muhasabah. Tadinya biasa saja, lama-lama seolah meresap hingga akhirnya air mata meleleh dan tak kuasa menahan sesenggukan.
Padahal mendengarkan tausiyah dari Kyai yang memilki pesantren di Sumber Cirebon ini jarang-jarang. Suasana kebatinan seperti ini jarang terjadi seiring mengerasnya hati. Ini merupakan sebuah karunia ketika hati kita dilembutkan. Mungkin perantaranya akan berbeda setiap orang. Ada yang tersentuh ketika mendengarkan ceramah, atau mendengarkan ayat suci, mendapatkan nasehat dan beragam wasilah lainnya.
Pada dimensi yang berbeda, kita juga sebagai manusia suka merasa kege’eran. Seruan kebaikan yang kita lakukan seolah-olah menyebabkan orang lain berubah, karena kita. Padahal yang membolak-balikkan hati manusia adalah Allah semata. Hal ini dekat menimpa para pengurus masjid, penceramah, motivator dan juga yang lainnya. Hati-hati terjebak, jika ada indikasi tersebut harus segera divaksin tauhid.
Semoga Allah melembutkan hati kita sehingga mudah menerima kebenaran, dan menjauhkan dari sifat gede rasa yang mendekatkan kita pada kesombongan.