Saya teringat ucapan mantan bos sekaligus sudah Saya anggap sebagai mentor suatu ketika. Kala itu senja mulai meredup di lantai 17 sebuah menara di bilangan Tebet. “Jul, ini namanya Kau yang memulai, Kau yang mengakhiri,” ucapnya dengan mimik agak serius. Saya tak mengiyakan ataupun membantah, hanya sekedar nyengir kuda sambil tanpa sadar garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

Yang kami bicarakan tentang suatu program yang Saya inisiasi kemudian tergopoh-gopoh untuk menjaga konsistensinya. Pada akhirnya tidak berlanjut. Berangkat dari situ, ada pelajaran berharga. Semangat menggebu-gebu saja tidak cukup, lebih dari itu kita harus memiliki semangat yang kontinyu.

Tantangan sebenarnya seringkali bukan pada saat memulainya, tapi pada saat menjalankannya secara terus menerus dengan konsisten. Hal ini juga relevan dengan konsep beragama, amalan kecil tapi dilakukan secara istiqomah itu lebih baik dari amalan ‘besar’ tapi hanya seketika itu saja (misal dalam hal sedekah atau tilawah).

Termasuk pengalaman Saya dalam membidani kelahiran beberapa media, baik majalah, buletin maupun portal. Tantangan terbesarnya ada pada saat menjaga konsistensi untuk tetap terbit secara regular. Lagi-lagi, kita harus memiliki semangat yang kontinyu dan mau untuk melakukan improvement supaya sesuai dengan tuntutan zaman.

Akhir tahun ini, Alhamdulillah telah terbit emag FH BUMN sebagai produk program Publikasi Internal. Kehadirannya melalui proses kilat untuk mengejar momentum. Dan segera saja, tantangan berikutnya adalah menjaga konsistensi. Selamat berjuang.