Di tengah perubahan dunia kerja yang cepat, di mana algoritma bisa berubah dalam semalam dan teknologi terus menantang cara lama berpikir, satu hal tetap menjadi penopang daya saing manusia: kemampuan untuk terus belajar.
Dan salah satu cara paling sederhana namun berpengaruh untuk menjaga daya saing itu adalah dengan membaca. Itulah yang melahirkan program DBaca, sebuah gerakan kecil di lingkungan Human Capital yang kami gagas untuk menjaga semangat belajar karyawan di tengah dunia kerja yang semakin dinamis.
Kami ingin menanamkan kesadaran bahwa membaca bukan sekadar aktivitas mengisi waktu, tapi bagian dari perjalanan untuk menjadi insan yang terus bertumbuh — secara profesional dan spiritual.
Kembali ke Aroma Kertas dan Hening Pikiran
Di era serba digital, ketika informasi mengalir deras melalui layar ponsel, membaca buku fisik menjadi semacam oase di tengah bisingnya dunia. Ada sensasi yang berbeda saat membuka halaman buku, mencium aroma kertas, dan menandai kalimat yang menggugah pikiran.
Saya percaya, buku fisik memaksa kita berhenti sejenak dari hiruk-pikuk scrolling tanpa arah. Ia menuntut fokus, melatih kesabaran, dan memberi ruang bagi ide-ide baru untuk tumbuh.
Membaca adalah latihan untuk berpikir dalam. Karena ketika pikiran dilatih untuk tenang, kreativitas dan kebijaksanaan akan menemukan jalannya sendiri.
Roda Buku dan Jodoh Pengetahuan
Pagi ini, Senin 20 Oktober 2025, setelah morning briefing HC, kami melanjutkan dengan kegiatan kecil yang seru: undian buku menggunakan spin wheel. Suasana ruang Human Capital mendadak riuh — bukan karena lomba, tapi karena semangat menemukan “jodoh bacaan”.
Sebanyak 17 nama dipanggil satu per satu. Ada yang bersorak senang, ada yang penasaran, dan ada pula yang berkomentar lucu ketika mendapat buku paling tebal halamannya.
Saya sendiri mendapat buku “The Secret of Managing People” karya Erik Arya Tandi — sebuah bacaan yang terasa pas untuk memperkaya refleksi tentang kepemimpinan manusiawi di tengah dinamika organisasi.
Berikut deretan buku yang menjadi teman baru bagi tim Human Capital DAHANA:
1. Good To Great – Jim CollinsAtomic Habits – James Clear
2. Atomic Habits – James Clear
3. Think and Grow Rich – Napoleon Hill
4. Berpikir yang Tidak Dipikirkan Orang Lain – Eli Broad
5. The Art of War – Andri Wang
6. Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat – Mark Manson
7. IKIGAI – Hector Garcia dan Francesc Miralles
8. Organisasi Berbudaya LOVE – Anthony Cottan, Ph.D.
9. The Decision Book – Mikael Krogerus & Roman Tschappeler
10. Effective Conflict Management – Rivan Achmad Purwantono
11. Semua Bisa Jadi Trainer – Rivalino Shaffar
12. Berani Tidak Disukai – Ichiro Kishimi & Fumitake Koga
13. The Secrets of Managing People – Erik Arya Tandi
14. The Psychology of Money – Morgan Housel
15. Bahtera Rumah Tangga – Jack Canfield, Mark Victor Hansen, & Amy Newmark
16. Jangan Membuat Masalah Kecil Jadi Masalah Besar – Richard Carlson
17. The Things You Can See Only When You Slow Down – Haemin Sunim
Setelah membaca, di bulan November 2025 nanti, kami akan menggelar forum bedah buku untuk karyawan. Bukan sekadar untuk mempresentasikan isi buku, tetapi untuk berbagi nilai dan pembelajaran yang relevan dengan pekerjaan serta kehidupan. Karena dalam setiap halaman buku, ada hikmah yang bisa diterapkan dalam keseharian kita di kantor maupun di rumah.
Membaca Sebagai Jalan untuk Bertumbuh
Saya sering berpikir, manusia itu tumbuh bukan karena waktu berjalan, tapi karena ilmu bertambah. Buku adalah jembatan yang menghubungkan pengalaman orang lain dengan kehidupan kita.
Kita mungkin tak sempat bertemu Jim Collins atau Mark Manson, tapi lewat tulisan mereka, kita bisa berdialog dengan ide-ide besar, bahkan tanpa disadari, kita sedang memperluas batas pemikiran kita sendiri.
Membaca juga melatih empati. Saat kita menelusuri kisah, teori, dan pandangan orang lain, kita belajar memahami sudut pandang berbeda. Dan pemimpin yang baik, sesungguhnya adalah pembelajar yang rendah hati — yang tak pernah berhenti mencari makna baru dari setiap hal yang dibaca.
Tips Agar Membaca Menjadi Gaya Hidup
1. Jangan Menunggu Waktu Luang, Tapi Luangkan Waktu. Bacalah 10–15 menit sehari. Lebih baik membaca sedikit tapi rutin, daripada banyak tapi jarang.
2. Bawa Buku ke Mana Pun. Saat menunggu rapat, antre, atau istirahat makan siang — bukalah satu halaman.
3. Pilih Buku yang Relevan dengan Tujuan Hidup. Bacaan yang terasa dekat dengan diri akan lebih mudah diselami.
4. Catat dan Ceritakan. Menulis ringkasan atau menceritakan kembali isi buku membuat pemahaman kita lebih dalam.
5. Bergabung dengan Komunitas Membaca. Membaca bersama akan menumbuhkan semangat dan tanggung jawab untuk menyelesaikan buku.
Membaca bukanlah tentang kecepatan, melainkan tentang kedalaman. Bukan tentang berapa banyak buku yang ditamatkan, tapi berapa banyak pelajaran yang menetap di hati.
Pada akhirnya, DBaca bukan sekadar kegiatan membaca buku. Ia adalah gerakan hati untuk terus belajar, bertumbuh, dan berbagi ilmu.
Karena manusia yang berhenti membaca, sesungguhnya sedang berhenti memperluas hidupnya.
“Sebuah bangsa akan besar bila orang-orangnya gemar membaca, dan sebuah organisasi akan kuat bila insan-insannya tak berhenti belajar.”