Siang itu, auditorium yang berada di lantai dua Kampus Dahana terasa berbeda. Sebagian karyawan datang bersama pasangannya, duduk berdampingan, berbagi senyum dan bisik-bisik kecil. Ada rasa hangat yang tak bisa dibeli, perpaduan antara suasana kerja dan rumah yang menyatu.
Selepas Jumatan, digelarlah Harmoni Dahana. Harmoni adalah keadaan ketika segala sesuatu berjalan seimbang, saling melengkapi, dan tidak saling bertabrakan. Filosofi itulah yang diusung dalam kegiatan Gathering & Seminar Keluarga Harmoni DAHANA dengan tema “Bahagia Keluargaku, Sukses Perusahaanku, Maju Indonesiaku” yang digelar di Auditorium Kampus DAHANA.
Di pertengahan acara, peserta diajak untuk ‘melantai’ ber-line dance bersama. Peserta langsung berdiri, kaki melangkah kompak, ada yang luwes, ada yang tersendat, tapi semua tertawa. Hangat, akrab, tanpa jarak jabatan. Acara ini bukan sekadar pertemuan, tapi jembatan hati.
Memasuki puncak acara, hadirin menyambut AS Mayangsari, seorang pakar pengembangan SDM berpengalaman yang dikenal sebagai pendiri Hearty Service Training & Consulting sekaligus penulis empat buku best seller. Tak lupa, saya dari HC yang juga sesama alumni Akademi Trainer mendampingi sebagai moderator. AS Mayangsari membagikan pandangan bahwa keluarga bahagia adalah pondasi sukses di tempat kerja, bahkan untuk kemajuan bangsa.
Dari paparannya, beberapa hal yang layak kita simpan dan praktikkan:
1. Rumah adalah sumber energi kerja. Kalau hati tenang di rumah, performa di kantor ikut terangkat.
2. Harmonis itu saling menghargai dan menerima ketidaksempurnaan pasangan. Tidak ada rumah yang tanpa riak, tapi kapal yang kuat tetap berlayar.
3. Bertumbuh bersama. Saling mendorong untuk berkembang di aspek karier, kesehatan, finansial, dan spiritual.
4. Isi “Tangki Cinta”. Kenali bahasa cinta pasangan—apakah lewat kata-kata, waktu berkualitas, sentuhan, hadiah, atau bantuan nyata.
5. Saling dukung di setiap fase hidup. Ada masa penuh tantangan, ada masa penuh rezeki—keduanya lebih ringan jika dijalani berdua.
Pulang dari acara ini, saya jadi berpikir: mungkin membangun tim kerja solid itu tak cukup dengan meeting mingguan atau target kinerja. Ia juga perlu “perbaikan fondasi” di rumah, tempat di mana semangat, kesabaran, dan kebahagiaan lahir.
Karena saat rumah bahagia, kita datang ke kantor bukan sekadar untuk bekerja, tapi untuk berbagi energi positif yang menggerakkan semua orang.