Berkemah menjadi hal yang lazim bagi para pencinta alam. Pergi ke suatu tempat, biasanya gunung, hutan, tepi danau atau spot menarik lainnya di alam terbuka. Untuk apa? Menikmati keindahan alam, mentafakuri dan mentadaburi keindahan alam ciptaan Sang Pencipta.
Namun ada pemandangan lain tentang berkemah ini. Kemah didirikan bukan di alam terbuka, tapi di dalam masjid dan sekitarannya. Tidak satu dua, ratusan tenda berdiri berdempetan di teras masjid hingga ke area bagian luarnya.
Pemandangan ini sudah biasa di Masjid Habiburahman PT Dirgantara Indonesia Bandung setiap sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Itikaf dengan konsep berkemah ini sudah trend sejak beberapa tahun belakangan. Menurut panitia bahkan sudah sejak 17 tahun lalu. Pesertanya tidak hanya datang dari kota Bandung saja, mereka datang dari berbagai daerah termasuk dari luar Jawa.
Banyak juga yang sudah mengagendakan setiap tahun untuk mengambil cuti pekerjaan dan menghabiskan ramadhan dengan beritikaf di masjid ini bersama seraya berharap mendapatkan malam lailatul qodar. Malam yang Allah SWT janjikan lebih baik dari seribu bulan.
Selepas berbuka puasa bersama, dilanjutkan dengan sholat isya dan tarawih berjamaah. Ada kajian malam sebelum peserta beristirahat. Dini hari, qiyamul lail pun dilaksanakan mulai jam 01.00 hingga menjelang sahur. Bacaannya pun 3 juz dipimpin oleh imam yang hafidz Quran.
Tidak perlu khawatir tentang makanan untuk sahur. Selain bisa memesan melalui panitia, pedagang makanan pun banyak di area luar masjid. Bahkan keperluan lainnya seperti pakaian dan pernak-perniknya.
Saya jadi teringat kunjungan setahun lalu, bersama pengurus DKM Al Akhdar melakukan studi banding ke Masjid Al Aqso PT Len Industri dan Masjid Habiburahman PT Dirgantara Indonesia.
Ada beberapa catatan yang saya kira relevan untuk para penggiat ke-DKM-an seperti di bawah ini:
1. Niat yang lurus. Keikhlasan menjadi pondasi awal ketika kita ingin berkecimpung dalam kegiatan keagamaan, salah satunya mengurusi kemakmuran masjid. Keberkahan dari Allah SWT semata yang diharapkan.
Di hari kiamat kelak manusia akan dikumpulkan untuk dimintai pertanggungjawabannya dari apa yang telah mereka lakukan selama di dunia. Kondisi di hari itu sangatlah panas, karena matahari didekatkan dengan jarak satu mil di atas ubun-ubun.
Mereka juga dikumpulkan di Padang Mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak dikhitan, dan tidak berpakaian. Namun, ada 7 golongan yang akan mendapatkan naungan di hari yang sangat panas tersebut. Salah satunya adalah seseorang yang hatinya senantiasa bergantung di masjid.
2. Manajemen profesional. Masjid yang makmur biasanya memiliki manajemen pengurus yang baik. Menurut pengurus DKM Habiburahman waktu itu, roda organisasi DKM dijalankan mengadopsi sistem seperti perusahaan.
“Pada dasarnya manajemen DKM Habibburahman persis seperti manajemen perusahaan dimana sebelum menjalankan program kerja tahunan maka akan dibahas terlebih dahulu Rencana Kerja dan Anggaran DKM sehingga kegiatan DKM dapat berjalan secara terencana, terukur dan ada rapat evaluasi setiap bulan untuk mengetahui progress dan kendala kegiatan, ” paparĀ Nahludin, pengurus Masjid Habibburahman waktu itu.
Ketika pengurus menjalankan roda organisasi dengan amanah, jangan khawatir dana operasionalpun akan lebih mudah karena jamaah sudah menaruh kepercayaan.
3. Program yang kreatif. Selain bermanfaat untuk jamaah, program juga harus memiliki kemasan yang baik dan menarik sehingga dapat memperbesar animo jamaah untuk mengikuti acara-acara DKM. Seperti Itikaf sepuluh malam terakhir ramadhan dengan menggunakan tenda-tenda dari PT DI, ada ATM beras untuk warga tak mampu seperti Masjid Jogokariyan Yogyakarta dan masjid-masjid lainnya yang berani meng-nol kan saldo kas DKMnya karena aktivitasnya banyak seiring pemasukkan infaknya yang banyak pula. Jangan biarkan dana infak jamaah mengendon lama di kas DKM.
4. Militansi pengurus. Sudah jamak bagi sebagian pengurus masjid dengan kondisi 4 L: Lo Lagi Lo Lagi. Jangan pula berkecil hati ketika jamaah tak kunjung banyak. Kewajiban kita berikhtiar memakmurkan masjid, selebihnya berdoa Allah SWT membukakan pintu hati orang-orang untuk semangat pergi ke masjid. Justru tantangan terberatnya adalah bagaimana kita, pengurus masjid untuk tetap beristiqomah. Wallahu a’lam.