Persamaan kedua antara saya dan Pak Achmad Fachrodji adalah menyukai yang yang beraroma budaya perusahaan. Hal ini terungkap pada saat saya mendapat kesempatan ikut berkeliling Istana Peradaban, Kantor Balai Pustaka yang terletak di Jalan Bunga Jakarta.
Ketika masuk ke Balai Pustaka, beliau menyebutnya dengan istilah “Seorang rimbawan untuk menjadi sastrawan”. Maklum, background beliau adalah seorang Doktor di bidang pertanian dengan pengalaman berkarier sebelumnya di BUMN Perkebunan.
Tantangan pertamanya di BP yang saat itu sedang dirundung kesusahan adalah menggairahkan kembali karyawannya yang down. Akhirnya Ia menyulap lingkungan Balai Pustaka yang kumuh menjadi segar. Kini ada kafe Sastra untuk kongkow, serta di sudut taman depan Balai Pustaka nampak taman indah untuk spot foto.
Bahkan waktu itu, Ia sering tidur di kantor dan memiliki kebiasaan datang lebih pagi.
“Pagi sekali Saya duduk bekerja di Kafe Sastra, jadi karyawan yang baru datang bisa terlihat,” ungkapnya sambil terkekeh.
Lantas perbedaan dengan saya apa? kalau Pak Fachrodji melakukan perubahan dari atas ke bawah, kalau saya hanya pernah menjadi anggota Agent of Change pembangunan budaya perusahaan dan sekarang senang membuat kegiatan dengan karyawan gen Y. Yang lainnya, beliau dirut saya hanya karyawan biasa.
Senangnya dapat mengenal sosok unik yang menginspirasi ini. Semoga sehat selalu, Pak.