Malam itu terasa istimewa. Ruang Singosari Hotel Borobudur menjadi saksi kehangatan acara Dahana. Malam itu, dipertengahan Juni 2019, perusahaan pelat merah di bidang bahan peledak mewisuda tiga lulusan terbaiknya.
Entah sejak kapan istilah wisuda ini mulai dipakai. Saya sendiri yang mengawaki setiap acara ini tidak ingat. Yang jelas, kami ingin menghilangkan kesan lepas seperti dalam kata pelepasan. Mengacarakan ‘pelepasan’ dengan konsep wisuda sebagai tanda kelulusan sepertinya lebih elegan. Karyawan, direksi atau komisaris yang memasuki masa purnabakti dinyatakan lulus dan mengikuti prosesi wisuda layaknya di universitas. Setelah itu mereka sah menyandang sebutan alumni Dahana.
Tiga sosok wisudawan malam itu punya catatan tersendiri bagi saya. Hadiyan Sumintaatmadja diwisuda dengan jabatan terakhir sebagai komisaris utama. Menurut catatan Wikipedia, Marsekal Madya TNI (Purn.) Hadiyan Sumintaatmadja lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 5 Januari 1961. Ia adalah seorang Purnawirawan perwira tinggi TNI-AU yang terakhir menjabat sebagai Sekjen Kemhan RI. Hadiyan, merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1983. Secara ex officio, posisi Sekjen Kemhan akan diamanahi menjadi Komisaris Utama PT DAHANA (Persero).
Interaksi saya dengan beliau tidak langsung. Seringnya di event perusahaan dan pada sesi pemotretan. Saya mengenalnya sebagai pribadi yang rendah hati, walaupun ia seorang pejabat tinggi. Bawaannya kalem dan cenderung tidak terlalu suka protokoler. Bebas saja, walaupun protokol tetap membuntuti. Kesan yang sama pun saya dapatkan dari penuturan rekan-rekan. Kesan kesederhanaan begitu lekat.
Sosok berikutnya adalah Heri Heriswan. Jabatan terakhirnya Direktur Teknologi & Pengembangan. Heri Heriswan dapat dikatakan ‘produk’ asli Dahana karena meniti karier sejak awal di Dahana. Masuk Dahana pada 1 April 1992, berbagai posisi ditempati oleh Heri selama di Dahana. Posisi terakhirnya sebagai karyawan adalah Deputi Direktur Perencanaan Perusahaan & Logistik yang berakhir pada 3 Maret 2014. Pada 4 Maret 2014, Heri Heriswan diangkat menjadi Direktur Teknologi & Pengembangan hingga menyelesaikan masa baktinya pada 4 Maret 2019.
Tentu banyak sekali interaksi saya dengan beliau. Dan yang paling saya ingat tatkala program pembangunan budaya perusahaan di era 2007an. Melalui agent of change (aoc) selama hampir dua tahun lebih, kami banyak terlibat dalam perumusan program maupun eksekusinya. Setelah diwisuda di Dahana, Heri Heriswan melanjutkan kiprahnya di BUMN sebagai salah satu direktur di PT Pindad. Perusahaan yang juga tidak asing lagi baginya.
Sosok ketiga adalah Untung Waluyo yang diwisuda dengan jabatan terakhir di Dahana sebagai Sekretaris Dewan Komisaris. Rasanya, inilah poisisi sesdekom terlama yang pernah diemban di Dahana. Ditetapkan 1 Nopember 2014, Untung Waluyo yang pada saat itu berpangkat Kolonel menyelesaikan pengabdiannya pada 12 Mei 2019. Saya turut bergembira, pada saat di wisuda, pria yang hobby duren ini telah menyandang bintang satu alias Brigjen.
Setiap menyiapkan event wisuda, saya pasti membuat album foto dan video Jejak Langkah untuk wisudawan. Sambil mengecek persiapan, beberapa kali saya lihat atau tonton kembali album dan video tersebut. Foto-foto yang silih berganti dengan iringin backsound musik sentimentil membuat saya hanyut ke dalamnya. Pelajaran untuk kita semua, kita ingin seperti apa dikenang pada saat akhir, maka saat inilah proses menabur kebaikan-kebaikan kepada sesama. Terima kasih jenderal, semoga sukses selalu.