Palangkaraya, namanya santer disebut-sebut ketika terjadi polemik pemindahan ibukota negara muncul di media. Kota yang juga ibukota dari Kalimantan Tengah ini digadang-gadang sebagai kandidat terkuat untuk ibukota baru Indonesia. Di sela-sela site visit ke Indomuro saya berkesempatan berkeliling kota sebelum terbang pulang.
Salah satu spot yang saya kunjungi adalah Museum Balanga. Lokasinya ada di Jalan Tjilik Riwut, km. 2,5. Tak perlu waktu lama untuk mencapai satu lokasi ke lokasi lainnya di kota ini. Maklum, kemacetan jarang terjadi.
Museum ini diberi nama Balanga karena sebagai simbol peradaban suku Dayak Kalimantan Tengah. Jenis Balanga yang terkenal yaitu memiliki motif naga atau kawok yang diperoleh dari Cina dan Vietnam. Di tempat lain guci disebut martaban, tempayan dan belanai. Jika sedang singgah di Palangkaraya, jangan lupa singgahi Museum Balanga. Museum ini menampilkan sejarah, kebudayaan dan artefak budaya suku Dayak.
Satu yang menarik perhatian saya adalah Topeng Sababuka. Menurut literatur yang ada, Sababuka ini topeng khusus dipakai saat mengantar mayat untuk dimakamkan selama ritual kematian Dayak. Ada delapan sababuka yang dipajang. Terbuat dari pohon gabus atau kayu lunak lain. Mereka berwarna-warni dan menakutkan dengan mata yang besar dan sering memiliki lidah yang menonjol dan hidung panjang. Motifnya dapat berupa wajah seram atau menakutkan, hidung panjang mata besar taring atau gigi tajam dan lidah menjulur.
Topeng ini digunakan oleh beberapa orang ketika ada kematian, dan dipakai pada malam hari.
Selain menggunakan topeng yang seram dan menakutkan, seseoramg juga menggunakan pakaian compang-camping, sehingga terkesan seperti jin atau hantu. Topeng ini juga dipakai dalam ritual Tiwah. Ternyata, di balik kesan menyeramkan itu, topeng ini memiliki nilai seni dan artistik yang tinggi.
Masih banyak lagi benda-benda unik yang ada di museum ini. Tak perlu saya ceritakan, datang saja langsung ke sini. Kabar baiknya lagi, masuk ke museum ini tiketnya sangat murah sekali. Jauh dari harga tiket yang biasanya ada di Pulau Jawa. Oleh karenanya, pada saat saya berkunjung banyak sekali pelajar yang juga sedang melakukan kunjungan.