Kehidupan ini seringkali menampilkan sisi yang berkebalikan. Orang yang tinggal di pedesaan ingin tinggal di kota, sementara orang yang biasa dengan hiruk pikuk perkotaan ingin tinggal di pedesaan. Keduanya saling menyangka satu sama lain enak dengan kehidupannya masing-masing. Ini bisa masuk kategori sawang sinawang.
Sawang sinawang adalah sebuah ungkapan bahasa Jawa tentang perilaku membanding-bandingkan kehidupan diri sendiri dengan orang lain. Pepatah ini mengandung ajaran untuk tidak membanding-bandingkan kehidupan seseorang dengan orang lain, karena apa yang dipandang belum tentu seindah atau semudah yang tampak.
Ngomong-ngomong masalah pedesaan, biasanya tidak dapat dilepaskan dengan suasana pesawahan. Hamparan sawah hijau dengan bulir padi berkilauan terhampar membuat pandangan terasa sejuk dan membuat hati menjadi lapang. Konon katanya menurut Wikipedia, para pakar arkeologi sepakat bahwa pembudidayaan di lahan basah berawal di China. Bukti keberadaan sawah padi pertama ditemukan bertanggal 6280 tahun yang lalu berdasarkan penanggalan karbon dari biji padi dan materi organik tanah yang ditemukan di situs Chaodun di Kushan County.
Saya bersyukur tinggal di kota kecil yang masih memiliki banyak area pesawahan. Di akhir pekan dapat mengajak keluarga untuk menikmati keindahan pesawahan yang tidak jauh dari rumah. Sawah milik orang lain, kami hanya izin untuk ikut meneduh di saung/pondokan yang berada di tengah sawah. Atau kalau sedang senggang sekali, kami sengaja membawa bekal untuk dimakan bersama di saung tersebut. Murah meriah untuk healing di akhir pekan bersama keluarga.