Kokok ayam jantan di rumah tetangga depan rumah sudah bersahut-sahutan. Rumput dan tanah basah sisa hujan semalam. Sayup adzan Subuh berkumandang, parau memanggil-manggil untuk datang ke masjid.

Setelahnya, aktivitas berjalan lebih cepat. Waktu pun seolah mengalami percepatan dari detik ke detik. Semua aktivitas manusia pagi itu berpacu dengan waktu. Ada yang bersiap berangkat kerja. Para ibu sibuk mempersiapkan keperluan anak untuk sekolah daring dan berbagai aktivitas lainnya.

Semua aktivitas itu terlihat seperti rutin dan menjadi menu sehari-hari. Karyawan berangkat kerja pagi pulang petang. Wirausahawan berangkat sesukanya dengan target di kepala dan handphone di genggaman. Semuanya nampak biasa saja. Kenapa tidak dibuat menjadi luar biasa?

Semua aktivitas itu menjadi luar biasa ketika ada pembeda. Pembedanya adalah niat. Ketika semua aktivitas diawali dengan niat karena beribadah, maka cocok dengan peribahasa sekali mendayung dua pulau terlampaui. Kita tidak cukup bicara bab duniawi, karena sejatinya kehidupan ini hanyalah panggung sementara. Bekalilah perjalanan panjang kita kelak minimal dengan niat beribadah.

Bahkan dalam kitab Hadits Arbain Imam Nawawi, niat menjadi hadits pertama. Segala amal tergantung akan niatnya, dan kita akan mendapatkan sesuai dengan apa yang kita niatkan. Mari meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiarnya.