Seringkali kita sebagai seorang manusia dihadapkan pada satu kondisi dimana seolah-olah doa kita tidak diterima, sementara doa orang lain sangat mudah dikabulkan. Buruknya, kondisi ini terkadang membuat kita lupa untuk bersyukur dan cenderung berburuk sangka. Bahkan ujung-ujungnya yang timbul adalah rasa iri hati atas kondisi orang lain.

Nah, sepertinya kita harus belajar dari kisah gajah dan anjing yang hamil pada saat yang bersamaan.
Tiga bulan kemudian anjing melahirkan enam anak anjing. Lalu, enam bulan kemudian anjing itu hamil lagi, dan sembilan bulan berikutnya anjing itu melahirkan selusin anak anjing yang lain. Demikian seterusnya.

Pada bulan kedelapan belas, anjing itu mendekati gajah sambil bertanya, “Apakah kau yakin bahwa kau sedang hamil? Kita hamil pada tanggal yang sama, saya telah melahirkan tiga kali untuk lusinan anak anjing dan sekarang mereka tumbuh menjadi anjing besar. Tetapi kau masih saja hamil. Apa yang sedang terjadi?”

Gajah itu menjawab, “Ada sesuatu yang harus kau mengerti. Apa yang saya bawa bukan anjing tetapi gajah. Saya hanya melahirkan satu bayi gajah dalam dua tahun. Ketika bayi saya menyentuh tanah,
bumi akan merasakannya. Ketika bayi saya melintasi jalan,manusia berhenti dan melihat dengan kekaguman, apa yang saya bawa menarik perhatian. Jadi, apa yang saya bawa dalam perut ini perkasa dan besar.”

Sejatinya, setiap manusia telah memiliki jalan ceritanya masing-masing. Begitu pun dengan doa-doanya. Hakikatnya, doa kita dikabulkan dalam tiga cara: (1) dikabulkan, (2) ditunda dan diselamatkan dari bala sesuai dengan kadarnya, (3) disimpan untuk hari kiamat, jadi pahala untuknya.

Ketika kita belum menerima rezeki kita, jangan berputus asa. Tetaplah bersemangat dalam ikhtiar, doronglah dengan doa, dan sandarkan pada tawakal dengan berbaik sangka atas apa ketetapan Allah SWT.