Pada tahun 2000an, kegiatan pengajian begitu semarak di Kota Kembang. Setidaknya ada dua spot yang menjadi magnet jamaah untuk mengikuti kajian ahad pagi. Yang pertama kajian Majelis Percikan Iman Ustadz Aam Amirudin di Telkom Gerlong Hilir, dan satunya lagi Kajian Manajemen Qolbu Aa Gym di Daarut Tauhid Gegerkalong Girang. Untungnya, waktu pelaksanaannya berurutan, datang ke Percikan Iman dulu, baru lanjut ke Daarut Tauhid yang jaraknya tidak terlalu jauh. Selain kajiannya yang asyik, pasar kaget yang menyertai kajian ini juga sangat menarik dengan aneka jajanan, mulai dari kuliner hingga fashion.
Salah satu yang masih terngiang-ngiang dalam ingatan saya adalah isi ceramah dari Aa Gym, dan kalau saya amati materi ini masih sering dibawakan juga di era ceramah live melalui media sosial saat ini, yaitu tentang aib. Kurang lebih seperti ini, kita terlihat baik di mata orang lain bukan karena kita suci, tapi Allah SWT sedang menutupi aib-aib kita. Alih-alih berbangga diri, sebaliknya kita dituntut untuk terus memperbaiki diri dan tidak mengumbar aib kita kepada orang lain.
Dalam sebuah hadis sahih dari Imam Muslim yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, bahwa seorang lelaki menemui Rasulullah SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sudah bermesra-mesraan dengan seorang perempuan di luar kota, dan sesungguhnya aku telah menikmatinya walaupun tidak sampai berhubungan jauh dengannya (tidak berhubungan suami istri). Sekarang aku di sini, maka hukumlah diriku sekehendakmu.”
Lalu Umar bin Khattab berkata kepadanya, “Sesungguhnya Allah akan menutupimu, jika saja engkau menutupi dirimu sendiri.”
Ibnu Mas’ud berkata, “Akan tetapi nabi SAW tidak membalas ucapannya sedikit pun. ”Orang itu pun berdiri kemudian pergi. Maka Nabi SAW menyuruh seseorang untuk menyusulnya, dan membacakan kepadanya surah Hud (11) ayat 114, “Dan dirikanlah salat pada kedua tepi siang dan pada bagian dari permulaan dari pada malam. Sesungguhnya kebaikan menghapuskan perbuatan buruk. Itulah peringatan bagi orang – orang yang mengingat Allah.”
Penjelasan hadis ini, jika ada orang yang berbuat dosa dan tidak diketahui orang lain, sedangkan Allah pasti mengetahui. Karenanya, sudah seharusnya dia tidak membeberkan apa yang ditutupi Allah. Rasulullah menyuruhnya langsung bertobat saja ketika tergelincir. Sesungguhnya Allah as-Sittir, Yang Maha Menutupi.
Jika kita tergelincir dosa dan Allah menutupinya, maka jangan dibuka melainkan segera bertobat. Apa pun bentuk maksiatnya, kalau Allah menutupinya, jangan diceritakan pada siapa pun dan jangan berniat mengulanginya. Karena tidak mengulangi itu adalah salah satu bentuk tobat.
Kajian Aa Gym masih dapat kita simak melalui live streaming di media sosial, baik di Youtube, Instagram maupun facebook. Mari kosongkan gelas untuk terus menerima ilmu dan nasehat dari para alim ulama. Dan salah satu upaya supaya kita terus berada dalam lingkaran kebaikan adalah dengan berinteraksi dengan orang-orang sholeh.