Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri. Mungkin Sobat JJS pernah mendengar peribahasa tersebut. Artinya, bila berbuat sesuatu yang jahat, perkara itu akan terkena kembali kepada kita sendiri. Arti lainnya, melakukan sesuatu perbuatan yang memalukan nama baik sendiri.
Tapi bukan arti peribahasa itu yang ingin saya kepoin. Saya tertarik dengan kata dulang. Saya khawatir kids zaman now ngga ngeh dengan benda ini.
Mari kita cek lewat mbah Google apa itu dulang. Katanya, Dulang adalah suatu tempat yang digunakan untuk ngakeul nasi yakni mengaduk-ngaduk nasi yang baru matang sambil dikipasi sebelum disimpan ke tempatnya. Dulang berbentuk bulat cembung, mulut besar, bibir tebal dan menyempit di bagian bawah.
Di lingkungan Sunda ada juga istilah bilatung dulang. Arti bilatung dulang yaitu budak anu laleutik keneh, keur mejeuhna kanu sangu, dahar (anak yang masih kecil, masih butuh/suka makan).
Seiring perkembangan zaman, teknologi penanak nasi telah ‘memunahkan’ dulang ini. Masa kecil saya akrab juga dengan dulang. Dan, yang paling mengesankan adalah tatkala emak ngakeul, sedikit demi sedikit saya nyicip nasinya yang masih panas-panas. Apalagi kalau ada kerupuk, jadilah kerupuk bertoping nasi panas. Enak banget.
Cung yang pernah merasakan kayak gitu?