Aslinya, saya mengenal kelor sebagai obat penghilang ilmu kekebalan dan hal-hal mitos yang berbau mistis lainnya. Maklum, masa kecil saya disuguhi dengan dongeng-dongeng radio, terutama yang berbahasa sunda seperti Wak Kepoh. Bagian serunya ketika Sang Jagoan dikisahkan kesulitan mengalahkan musuhnya yang memiliki ilmu kebal, tidak mempan dengan senjata tajam, hingga akhirnya khasiat daun kelor merontokkan kedigjayaan Sang Musuh.
Ternyata, kelor memiliki segudang manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh manusia. Pengakuan khasiat kelor ini datang juga dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang merilis bahwa manfaat daun kelor bagi kesehatan di antaranya dapat membantu perkembangan tubuh serta menjadi obat tradisional yang bisa mengobati berbagai macam penyakit.
Dari beberapa sumber, seperti situs doktersehat.com, manfaat daun kelor salah satunya untuk mengobati kanker. Jurnal Oncology Letters menyatakan manfaat daun kelor bagi kesehatan yang pertama adalah mengobati kanker. Daun kelor yang sudah diekstrak, yang telah larut dalam air bisa mengobati kanker secara alami. Adapun kanker yang bisa diobati dengan daun kelor mulai dari kanker payudara, kanker paru, hingga kanker kulit. Hal tersebut dikarenakan daun kelor kaya akan antioksidan, protein, karotenoid, potassium, dan senyawa lainnya yang bisa menangkal radikal bebas serta pertumbuhan sel kanker.
Khasiat lain daun kelor ini diantaranya: menyehatkan mata, menurunkan kadar gula, antioksidan, menurunkan kolesterol, gizi untuk Ibu menyusui, sebagai Anti-Aging memperlambat efek penuaan, menyehatkan pencernaan, menjaga fungsi otak dan mengobati cacingan.
Ketika mengolah atau memasak daun kelor yang masih segar, sebaiknya segera dikonsumsi maksimal 4 jam setelah pemetikan. Hal ini dikarenakan daun kelor mudah mengalami proses fermentasi yang ditandai daunnya cepat layu dan menguning. Daun kelor yang masih segar ini bisa segera dimasak dalam bentuk sayur atau diseduh menjadi teh.
Dengan segudang manfaat, kami pun di rumah menanam dan mengambil manfaat dari khasiat daun kelor ini. Malah, karena cukup banyak yang tertarik untuk memanfaatkan khasiat kelor, akhirnya kami pun menyediakan tanaman ini untuk dijual di sekitaran Kota Subang dan Purwakarta. Harga perpohonnya tidak terlalu mahal, hanya kisaran 30 – 50 ribu rupiah saja tergantung tingginya.
Seperti malam tadi, kami bergerak selepas magrib untuk mengantar pohon kelor ketiga lokasi di Kota Subang. “Alhamdulillah, seperti halnya berjualan buku, berjualan kelor ini juga dalam rangka syiar, membantu orang lain dan membina silaturrahim,” ungkap istri suatu ketika.