“Ayo, bangun, Kak. Sudah jam tiga,” ujarku membangunkan si sulung. Setelah itu suasana rumah di pukul tiga dinihari pun mendadak ramai dengan kegiatan berkemas.
Menunaikan janji ke Aa untuk naik kereta api lokal, itu judul misi hari ini. Kebetulan Budenya dari Bandung juga pas mudik sehingga bisa ikutan naik kereta api ke Bandung. Alhasil rombongan nenek kakek, anak, mantu hingga cucu pun jak ijak ijuk ke Kota Kembang di pagi buta.
Kami memerlukan waktu lima belas menitan untuk tiba di Stasiun Purwakarta dari rumah nenek. Memasuki parkiran, antrian mengular sudah menyambut kami. Padahal baru jam empat pagi. Jadwal kereta api Baraya jurusan Bandung/Cicalengka baru akan berangkat pukul 04.20 Wib.
“Ini kebetulan pas hari minggu dan musim liburan sekolah saja, biasanya tidak seperti ini,” jawab petugas ketika saya bertanya fenomena ini.
Saya ikut antrian juga, sementara keluarga yang lain menunggu di pintu masuk. Yes, akhirnya dapat. Purwakarta – Bandung hanya Rp. 7.000,- saja. Kami pun bergegas menaiki kereta yang sudah menanti dengan setia. Ada tujuh gerbong penumpang. Kami menyusuri gerbong demi gerbong untuk mendapatkan tempat duduk yang leluasa. Maklum, tempat duduk tidak ditentukan ditiket.
Kereta api lokal Bandung Raya (Baraya) adalah rangkaian kereta api lokal komuter yang beroperasi di wilayah Daop II Bandung. Kereta api ini terdiri atas 7 rangkaian kereta api yang melayani rute Purwakarta- Cicalengka. Jadwal keberangkatan dari Stasiun Purwakarta pukul 04.20 Wib dan tiba di Stasiun Cicalengka pukul 08.24 Wib.
Nama Bandung Raya sendiri berasal dari Bahasa Sunda yaitu “baraya” yang berarti saudara, yang diperpanjang menjadi Bandung Raya. Ada pula yang beranggapan bahwa nama Bandung Raya adalah karena kereta api ini melewati Wilayah Bandung Raya.
Stasiun yang disinggahi oleh kereta api ini adalah: Stasiun Purwakarta – Ciganea – Sukatani – Plered – Cikadongdong – Rendeh – Maswati – Sasaksaat – Cilame – Padalarang – Gadobangkong – Cimahi – Cimindi – Ciroyom – Bandung – Cikudapateuh – Kiaracondong – Cimekar – Rancaekek – Haurpugur- Cicalengka.
Berhenti dibanyak stasiun, kereta api ini pun disesaki oleh penumpang. Bahkan hingga berdiri. Untungnya, tidak ada penjual makanan keliling yang biasa hilir mudik seperti zaman dulu sehingga kenyamanan tetap terjaga.
Setelah disuguhi pemandangan alam pesawahan, perbukitan hingga pemukiman padat penduduk, si ular besi ini pun tiba di Stasiun Bandung tepat pukul 07.00 Wib.
“Seru banget, bi,” ungkap anak-anak dengan riang gembira.
Naik kereta api ini memberikan beberapa pelajaran untuk anak-anak. Mengenal berbagai moda angkutan seperti yang diajarkan di sekolah, bagaimana mempersiapkan perjalanan, dan mengenalkan suasana kereta ekonomi yang berbeda dengan kereta eksekutif. Welcome Kota Kembang.