“Om, Bob, kita perlu pasang poster memanjang untuk menutup area depan pintu masuk tenda, bisa dibantu rangkanya ya, Om?” tanya saya harap harap cemas. Maklum hari menjelang malam, sementara acara peresmian besok pagi.
“Siap, Kang. Nanti ada anak-anak yang ke lokasi untuk mengukur,” jawabnya dari ujung telepon.
Plong, hati ini menjadi lapang setelah beberapa saat tadi galau tingkat propinsi. Situasi seperti ini kadang kala saya hadapi tatkala mempersiapkan berbagai event. Terkadang ada saja kekurangan pada saat injury time. Untungnya, selalu ada team yang bisa diandalkan.
Salah satunya Om Bob ini. Entahlah asal panggilan ini siapa yang memulainya. Nama aslinya Wahyu Mulyana. Ciri khas pria asal Tasikmalaya ini adalah kumis hitamnya yang nemplok di atas bibirnya. Kesempatan halal bihalal beberapa hari lalu mempertemukan kami kembali. Maklum, Om Bob saat ini sedang menjalani MPP (Masa Persiapan Pensiun) sehingga sudah tidak berkantor lagi.
Mengawali karirnya di Dahana, Wahyu dulu hanya berstatus pemelihara listrik. Mulai dari mengurus generator sampai dengan penangkal petir. Jabatan terakhirnya sebagai Asisten Manajer Pemeliharan & Fasilitas Korporasi. Tugasnya pun semakin banyak tidak hanya pemeliharaan listrik, urusan kebersihan, masalah air pun menjadi pekerjaannya.
Tiga puluh tiga tahun di DAHANA, Wahyu yang Lulusan STM listrik ini hanya bersedia bekerja dilapangan sebagai teknisi. Hal ini begitu nampak pada penampilannya. Helm Safety selalu lekat dikepalanya. Bahkan, pernah menolak tawaran naik jabatan dengan tugas baru sebagai manajet, karena merasa bukan kemampuannya.
“Kalau saya merasa tidak mampu mending ditolak, daripada kacau. Saya mah mending dilapangan saja,” ungkapnya waktu itu.
Bapak yang memiliki tiga anak ini, tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya. Meski terkadang waktu libur harus masuk karena ada pekerjaan, atau disaat yang lain beristirahat di malam hari, Wahyu harus begadang mempersiapkan fasilitas untuk acara di esok harinya.
“Semua pekerjaan harus selalu dikerjakan, mau siang atau malam, hari libur atau bukan, kalau sudah tugas saya. Saya selesaikan,” terangnya.
Baginya apa yang dikerjakannya bukan sebatas pekerjaan biasa. Semua tugasnya dikerjakan dengan hati karena semata cinta pada pekerjaannya. “Kalau sudah cinta dengan apa yang kita kerjakan, semua akan asyik-asyik aja,” ungkapnya.
Satu prinsip yang dia pegang dalam bekerja yaitu, kerjakanlah apa yang mampu dikerjakan.
“Saya mah berkaca diri, kalau tidak sanggup mengerjakannya, tidak saya ambil pekerjaan itu. Biarkan orang yang mampu yang mengerjakannya,” ungkapnya.
Selalu senang bekerjasama dalam team yang dapat diandalkan. Dan saya secara pribadi merasa kehilangan dengan sosok Om Bob ini. Salah satu pelajarannya adalah, “Sudahkah kita menjadi orang yang dapat diandalkan?”