Beberapa waktu lalu saya terlibat perdebatan dengan anak-anak tentang status hubungan Kukupih dan Kukucil. Perdebatannya mengerucut pada apakah Kukucil itu adik tiri atau keponakan Kukupih. Kami bersepakat dalam satu hal, menyelidikinya bersama-sama.
Menarik waktu ke belakang, ada kucing kampung betina berwarna putih hitam suka muncul di halaman rumah. Kehadirannya ternyata mengundang dua ekor kucing jenis angora berwarna kuning milik tetangga. Kucing yang satu sebelah matanya cacat. Singkat cerita, kucing betina ini beranak dua.
Anak pertama berwarna kuning mirip warna kucing angora, satu lagi berwarna putih hitam mirip ibunya. Hanya anak kucing kuning yang nampak jinak, sementara anak kucing putih hitam mengekori ibunya terus. Beberapa waktu kemudian kucing-kucing tersebut menghilang dari halaman rumah. Tinggal anak kucing berwarna kuning yang oleh anak saya diberi nama Kukupih (Kucing Kuning Putih).
Beberapa bulan kemudian, muncullah kucing putih bersama anak kucing yang masih kecil berwarna kuning yang kemudian diberi bana Kukucil (Kucing Kuning Kecil) yang mirip Kukupih. Kemunculannya dengan serta merta mengundang kehadiran kucing angora kuning milik tetangga. Kalau dilihat dari ukuran besar tubuhnya, kucing beranak itu tidak jauh dengan Kukupih. Agak sulit membedakan apakah dia saudaranya Kukupih atau ibunya karena kemiripan warnanya.
Awalnya Kukupih ‘galak’ terhadap kucing kecil itu, namun lama kelamaan mereka menjadi akrab berlarian atau berbagi makanan. Sementara ibunya selalu melihat dari kejauhan dan mulai sering menghilang meninggalkan Kukucil bersama Kukupih. Hingga disini kami belum bisa memastikan apakah Kukucil itu keponakan atau adiknya Kukupih dari ayah entah yang mana. Entahlah.